Cinta yang Menemukan Jalannya
Berawal dari sebuah nama, disebut dalam doa dan rencana,
dipertemukan bukan oleh kebetulan,
melainkan restu keluarga dan langit yang mendengar.
Ia—lelaki yang menunggu dalam diam,
melihat dari kejauhan,
tak berani menyapa saat kau masih sibuk mengejar cita
Ia tahu, cinta sejati tak perlu tergesa,
hanya perlu waktu… dan kesabaran.
Kau—perempuan yang tengah berjuang,
melewati cinta yang sempat singgah tapi tak menetap.
Hatimu pernah patah,
namun tak pernah kehilangan harapan akan cinta yang benar.
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian.
Ia, yang dahulu hanya menatap dari kejauhan,
datang membawa niat suci,
dengan doa yang tak pernah padam,
dan cinta yang tak pernah memaksa.
Bukan karena terburu-buru,
tapi karena keyakinan bahwa kau adalah rumah yang selalu ia tuju.
Doanya, doamu,
dan doa seorang ibu,
bertemu di tengah jalan bernama takdir.
Kini, tangan itu bersatu bukan sekadar janji,
tapi untuk melangkah ke hidup baru menuju pernikahan,
menuju cinta yang diberkahi,
yang lahir dari sabar, percaya, dan harapan.
Akhirnya, cinta itu menemukan jalannya—
bukan yang datang cepat,
tapi yang datang tepat.