Waktu pun berjalan, menyisakan rasa penasaran yang tak pernah hilang, apalagi ketika nama Achmad Khoirul Muzaki selalu disebut dosen saat presensi dimulai. Hingga suatu hari, takdir mempertemukan kami kembali melalui media sosial. Dari sekadar sapa iseng, berubah menjadi obrolan panjang yang selalu menghadirkan tawa dan rasa nyaman. Hari demi hari, kedekatan itu tumbuh. Dari cerita kuliah, hobi, hingga mimpi-mimpi kecil, semua terasa indah untuk dibagi bersama. Meski sering terpisah jarak, kami percaya bahwa langit yang sama selalu menaungi langkah kami. Perlahan, benih rasa itu semakin kuat, hingga akhirnya kami memilih untuk berjalan beriringan.