Kuntoro dan Ica.
Dua nama dari fakultas yang berbeda, namun duduk di bangku universitas yang sama: IPB University.
Mereka tak pernah saling mengenal sebelumnya. Tak saling mencari. Namun takdir punya cara paling indah untuk mempertemukan dua hati—tanpa perlu alasan, tanpa perlu rencana.
Pertemuan itu terjadi saat KKN.
Di antara tugas, tanggung jawab, dan semangat pengabdian,
Percakapan sederhana mulai tumbuh:
Dari tanya yang biasa, menjadi tawa yang hangat.
Dari perhatian yang kecil, menjadi rasa telah saling menemukan.
Bukan sekadar teman seperjuangan, tapi bagian dari satu sama lain.
Hari-hari mereka tak selalu mulus.
Ada jarak yang menguji. Ada waktu yang menantang. Namun di balik semua rintangan, mereka belajar:
Bahwa cinta bukan hanya tentang rasa nyaman, tapi tentang bertahan. Tentang saling memahami. Tentang memilih untuk tetap tinggal, ketika segalanya terasa berat.
Dan dari perjalanan panjang itulah, lahir keputusan besar:
Untuk melangkah bersama, bukan hanya dalam waktu, tapi juga dalam ikatan yang suci dan abadi.
Dari senyum pertama di KKN,
hingga senja terakhir, berdua menua bersama.