Setelah perjalanan yang penuh tawa, air mata, dan pembelajaran, kami akhirnya tiba di titik di mana hati kami sepakat untuk melangkah bersama dalam satu ikatan suci. Kami pun meminta do'a restu kepada kedua orang tua.
April 2025, Bukan dengan kata-kata puitis berlebihan, tapi dengan cara sederhana ia bertanya, “Kita serius, ya?” Dan aku menjawab tanpa ragu, “Ayo.” Lamaran itu bukan tentang cincin atau momen sempurna, tapi tentang keberanian memilih satu sama lain—untuk hari ini, besok, dan seterusnya.
Ini bukan akhir dari perjalanan, tapi awal dari kisah baru yang kami pilih untuk jalani bersama. Dengan segala ketulusan, kami berikrar untuk saling menjaga, bertumbuh, dan mencintai dalam suka maupun duka. Hari bahagia ini bukan hanya tentang dua nama yang disatukan, tapi tentang dua hati yang siap melangkah dalam satu tujuan. Tidak ada yang spesial dalam cerita kami. Tapi kami sangat spesial untuk satu sama lain, dan kami bersyukur, dipertemukan tuhan diwaktu terbaik. untuk itu kami memohon do'a dari keluarga, saudara, dan sahabat. agar acara kami berjalan dengan baik lancar dan dimudahkan dalam segala hal.