"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
QS. Ar-Rum : 21
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Matius 19:6
&
Our Jurney
Perjalanan Kami
"Kami bukan dua insan yang dipertemukan secara kebetulan. Kami adalah dua takdir yang saling mendekat, perlahan, hingga akhirnya bertaut dalam satu tujuan".
Pertemuan itu sederhana—di antara tugas, di tengah kebun, saat dunia sedang bising dalam pikiran. Tapi justru di sanalah semuanya bermula. Saat hati sedang berkecamuk, datanglah satu jiwa yang menenangkan. Bukan hanya dengan kata, tapi dengan kehadirannya yang lembut dan teduh. Sejak saat itu, kami berjalan bersama. Langkah demi langkah, waktu demi waktu.
Hampir lima tahun, perjalanan ini mengajarkan banyak hal. Kami pernah berselisih pendapat, pernah diuji jarak, pernah merasakan ragu. Tapi di setiap ujung keraguan itu, kami selalu memilih satu hal yang sama: tetap bersama.
Kami saling belajar—tentang sabar, tentang menerima, dan tentang menjadi tempat pulang satu sama lain. Kami berbeda, tapi justru di situlah keindahannya. Jika salah satu seperti api, yang lain datang sebagai air. Kami tidak saling sempurna. Tapi kami saling melengkapi. Kami tidak selalu kuat, tapi kami saling menguatkan. Dan di setiap harinya, kami tumbuh—bersama.
Hari ini, dengan restu orang tua dan doa keluarga, kami memulai perjalanan baru. Bukan lagi hanya sebagai dua insan yang saling mencintai, tapi sebagai dua jiwa yang siap membangun rumah, berlayar dalam pernikahan yang suci.
Semoga Allah menjaga kami, melindungi cinta ini dalam ridha-Nya, dan menuntun langkah kami menuju kehidupan yang penuh keberkahan.
Karena cinta yang paling indah bukan yang sempurna, tapi yang saling menggenggam erat meski banyak ujian datang menghadang. Dan hari ini, kami memilih untuk menggenggam lebih erat lagi.
Menjadi sebuah kebahagiaan bagi kami apabila Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan hadir dalam hari bahagia ini. Terima kasih atas segala ucapan, doa, dan perhatian yang diberikan.